Pengertian Stunting Lengkap Dengan Tanda dan Penyebab Gejala

Angelus.id | Pengertian Stunting pada anak bayi, remaja dan dewasa menurut who lengkap dengan gejala yang ditimbulkan.

Apa itu Stunting?

Stunting adalah

Stunting adalah masalah gizi yang bisa membuat khawatir, Ini terjadi ketika anak kekurangan nutrisi yang cukup dalam jangka waktu lama, dan akibatnya, pertumbuhannya terganggu.

Stunting juga bisa membuat anak kita lebih pendek dibandingkan dengan teman-teman seusianya.

Tapi tahukah kamu, tidak benar jika kita menganggap tubuh pendek hanya dipengaruhi oleh faktor genetika.

Sebenarnya, faktor genetika hanya memiliki pengaruh kecil terhadap kesehatan kita jika dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan yang kita dapatkan.

Biasanya, stunting sudah mulai terjadi sejak anak kita masih berada dalam kandungan.

Bahkan tanda-tanda stunting ini bisa terlihat ketika mereka mencapai usia dua tahun.

Jadi, penting bagi kita untuk memberikan perhatian khusus pada gizi anak kita sejak dini.

Tanda-Tanda Gejala Stunting

Tanda-Tanda Gejala Stunting

Stunting memiliki tanda-tanda yang bisa kamu kenali, nih! Coba perhatikan:

  1. Wajah tampak lebih muda dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Mungkin terlihat ada perbedaan dalam ukuran dan proporsi wajahnya.
  2. Ketika anak mencapai usia 8-10 tahun, mereka cenderung menjadi lebih pendiam dan tidak begitu banyak berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Kontak mata mereka juga mungkin terasa lebih sedikit.
  3. Berat badan anak yang stunting cenderung lebih ringan dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Hal ini bisa terlihat jelas ketika kita membandingkannya dengan anak-anak lain di lingkungan sekitar.
  4. Pertumbuhan tubuh dan gigi anak yang mengalami stunting terjadi dengan keterlambatan. Mereka mungkin terlihat lebih kecil dan lebih pendek daripada anak-anak seumur mereka.
  5. Kemampuan fokus dan memori belajar anak yang mengalami stunting seringkali kurang optimal. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengingat dan memahami pelajaran di sekolah.
  6. Perkembangan pubertas pada anak yang mengalami stunting juga bisa terjadi secara lebih lambat. Mereka mungkin mengalami penundaan dalam perubahan fisik yang terkait dengan masa pubertas.

Tips Mencegah Stunting

Tips Mencegah Stunting

Ayo kita jelajahi tips-tips untuk mencegah stunting pada anak dengan cara yang lebih menyenangkan!

  1. Pahami Konsep Gizi Penting bagi kita untuk memahami konsep gizi dengan baik dan memastikan kita mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap harinya, terutama saat masa kehamilan. Dengan memahami pentingnya gizi, kita dapat menerapkannya dalam pola asuh anak kita.
  2. Pilihan Menu Beragam Mari selalu memberikan pilihan menu makanan yang beragam kepada anak kita. Jangan lupakan pentingnya faktor gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh mereka setiap harinya. Selama masa kehamilan dan setelahnya, ibu juga perlu memperhatikan asupan gizi yang baik dan seimbang agar dapat menghindari masalah stunting.
  3. Pemeriksaan Rutin Selama masa kehamilan, penting bagi ibu untuk melakukan pemeriksaan rutin atau check-up guna memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil juga perlu memperhatikan kondisi anemia atau kekurangan darah, karena hal tersebut dapat memengaruhi perkembangan janin dalam kandungan. Pemeriksaan rutin ini dapat dilakukan sebagai bagian dari perawatan yang teratur.
  4. Pentingnya ASI Air Susu Ibu (ASI) mengandung banyak gizi yang baik dan sangat penting untuk pertumbuhan anak. Di dalam ASI terdapat zat-zat yang dapat membangun sistem kekebalan tubuh anak, sehingga membantu menjauhkannya dari berbagai masalah kesehatan, termasuk stunting.
  5. Konsumsi Asam Folat Asam folat memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Zat ini juga dapat mengurangi risiko gangguan kehamilan hingga 72%. Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat, kita dapat mencegah kegagalan perkembangan organ bayi selama masa kehamilan.
  6. Tingkatkan Kebersihan Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik. Untuk itu, penting bagi kita untuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan agar tidak ada bakteri, jamur, kuman, dan virus yang menginfeksi kita dan si kecil. Pastikan juga untuk selalu menjaga kebersihan tangan. Ketika tangan kita bersih, maka kita bisa mencegah kuman menjangkiti makanan yang masuk ke dalam tubuh, sehingga masalah kurang gizi dapat dihindari.
  7. Faktor Sanitasi Kesehatan sanitasi dan akses ke air bersih merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam mencegah stunting pada anak. Mari jaga kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada bakteri, jamur, kuman, dan virus yang dapat mempengaruhi kesehatan kita dan si kecil. Selalu perhatikan kebersihan tubuh dan tangan.

Penyebab Stunting Pada Anak Balita dan Remaja

1. Pola Makan

Ketersediaan makanan dengan kandungan gizi yang tinggi dan pola makan yang seimbang sangat penting untuk pertumbuhan anak. Akses terbatas terhadap makanan bergizi dan kurangnya pengetahuan ibu tentang konsep gizi sebelum, selama, dan setelah melahirkan dapat berkontribusi pada risiko stunting.

Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk memahami pentingnya pola makan yang seimbang dan memberikan makanan bernutrisi kepada anak sejak dini.

2. Kurang Gizi dalam Waktu Lama

Tahukah kamu, stunting bisa terjadi bahkan sejak anak kita berada di dalam kandungan. Masalahnya bermula ketika sang ibu tidak mendapatkan akses terhadap makanan sehat dan bergizi, terutama makanan yang kaya protein. Kekurangan asupan gizi ini menyebabkan buah hati kita juga kekurangan nutrisi yang dibutuhkan.

Selain itu, rendahnya konsumsi vitamin dan mineral oleh ibu juga dapat mempengaruhi kondisi gizi janin. Jadi, kekurangan gizi sejak dalam kandungan merupakan penyebab utama terjadinya stunting pada anak.

3. Pola Asuh Kurang Efektif

Pola asuh yang kurang efektif juga dapat menjadi penyebab stunting pada anak. Yang dimaksud Pola asuh di sini mencakup perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Jika orang tua tidak memberikan asupan gizi yang memadai, anak bisa mengalami stunting.

Selain itu, kondisi ibu yang mengalami masa remaja dan kehamilan dengan kurang nutrisi, serta pemberian ASI yang kurang optimal, juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

4. Tidak Ada Perawatan Setelah Melahirkan

Setelah proses melahirkan, perawatan pasca melahirkan sangat penting bagi ibu dan bayi. Sangat disarankan agar ibu memberikan ASI kepada bayi secara langsung untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuhnya.

Perawatan pasca melahirkan juga penting untuk mendeteksi adanya gangguan yang mungkin dialami oleh ibu dan bayi setelah persalinan.

5. Faktor Sanitasi

Faktor sanitasi yang buruk dan akses terbatas pada air bersih dapat meningkatkan risiko stunting pada anak.

Lingkungan dengan sanitasi yang tidak memadai dan kondisi air yang tidak layak dapat memengaruhi pertumbuhan anak. Selain itu, keterbatasan akses pada pelayanan kesehatan juga merupakan faktor yang berperan dalam terjadinya stunting.

6. Gangguan Mental dan Hipertensi pada Ibu

Selain itu, pola asuh yang kurang efektif juga dapat menjadi penyebab stunting pada anak. Pola asuh ini mencakup perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Jika orang tua tidak memberikan asupan gizi yang memadai, anak bisa mengalami stunting.

Selain itu, faktor seperti ibu yang mengalami kurang nutrisi selama masa remaja dan kehamilan, serta masa laktasi yang tidak optimal, juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

7. Sakit Infeksi yang Berulang

Anak yang sering mengalami sakit infeksi menandakan bahwa sistem kekebalan tubuhnya tidak berfungsi dengan baik. Ketika sistem kekebalan tubuh anak tidak optimal, risiko terkena berbagai jenis penyakit, termasuk stunting, menjadi lebih tinggi.

Karena stunting dapat menyerang anak dengan mudah, penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan dan imunitas anak agar terhindar dari infeksi.